وَعَلَّمَ
آَدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ
أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!”( QS. Al Baqarah : 31 )
Beberapa pelajaran yang bisa diambil dari ayat di
atas:
Pelajaran Pertama:
Bahwa bahasa merupakan sesuatu yang «taufiqiyah,
yang berarti Allah-lah yang mengajarkannya kepada manusia. Tanpa itu, manusia tidak akan bisa berbahasa dan
mengenal benda-benda yang ada di sekitarnya. Kemudian setelah itu, manusia
mengembangkannya lewat pengalaman dan pelajaran. Dan itupun tidak lepas dari
bimbingan Allah Swt, sebagaimana ungkapan Syeikh Ibnu Utsaimin dalam tafsirnya.
Pelajaran Kedua:
Salah satu sarana untuk memakmurkan dunia
adalah ilmu. Dengan ilmu, dunia ini akan menjadi makmur dan bermanfaat bagi
manusia. Tanpa ilmu, dunia ini akan menjadi hancur. Dalam suatu hadits
disebutkan :
إذا وسد الأمر إلى غير أهله
فا نتظر الساعة
“Jika sesuatu diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya,
maka tunggulah saatnya hari kiamat “
Seseorang
akan menyerahkan sesuatu kepada yang bukan ahlinya, karena dua sebab :
1. Menyebarnya kebodohan di kalangan masyarakat,
sehingga mereka tidak mampu lagi membedakan antara kebenaran dan kebatilan, dan
antara yang berhak memegang amanat dengan yang tidak berhak.
2. Tidak adanya atau sedikitnya orang yang ahli dalam bidang tersebut, hal
ini dikarenakan banyaknya orang yang bodoh.
Pelajaran Ketiga :
Dengan ilmu inilah, manusia berhak menjadi khalifah di muka bumi ini. Ilmu mampu mengantarkan seseorang, masyarakat, maupun bangsa menjadi pemimpin. Allah swt
berfirman :
يَرْفَعِ اللَّهُ
الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
”Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. ( QS Al Mujadilah :
11 )
Allah swt berfirman :
قَالَ اجْعَلْنِي
عَلَى خَزَآئِنِ الأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ
Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya
aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan ( QS Yusuf : 55 )
Nabi Yusuf as meminta jadi pejabat, karena mempunyai dua sifat :
Hafidh , yaitu
orang yang amanat, dan ini terjadi jika seseorang takut taat kepada Allah swt, atau bisa
diartikan orang yang ahli ibadah.
Alim, yaitu kapable
dalam bidangnya. Ini akan terwujud
dengan belajar dan menuntut ilmu.
Kedua
sifat di atas, sebenarnya adalah sifat orang-orang yang diberi
kenikmatan oleh Allah
sebagaimana yang tersebut di dalam surat Al Fatihah. Karena seseorang yang
menjadi ahli ibadat saja, tanpa
mempunyai ilmu, niscaya dia termasuk golongan yang sesat, seperti kebanyakan
orang-orang Nasrani. Sebaliknya, jika
seseorang hanya mempunyai
ilmu, tanpa disertai rasa takut kepada
Allah swt, niscaya dia termasuk golongan yang dimurkai oleh Allah swt, seperti kebanyakan orang-orang
Yahudi.
Ayat di atas, juga sesuai dengan firman
Allah swt :
قَالَتْ إِحْدَاهُمَا
يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai
orang yang bekerja (pada kita), karena
sesungguhnya orang yang
paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.”( QS Al Qashas : 26)
Syarat
pekeja yang baik, menurut ayat di atas adalah:
Al Qowi ,yaitu kuat di
dalam menjalankan tugasnya. Kekuatan disini mencakup kekuatan ilmu, atau
kapable di dalam bidangnya, sebagaimana kata ”Alim” dalam surat
Yusuf.
Al Amin,
berarti orang yang bisa menjaga amanat, dan terpercaya. Ini sesuai dengan
kata ”Hafidh” dalam surat Yusuf .
Seorang Thalut bisa menjadi raja setelah
diberikan oleh Allah kelebihan dalam ilmu dan badan . Sebagaimana firman Allah
swt :
ِ قَالَ إِنَّ
اللّهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ
Nabi (mereka) berkata:
“Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan
menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa” ( QS Al-Baqarah: 247 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar